Minggu, 03 Desember 2017

Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

PENGERTIAN COBIT
Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT 5 merupakan versi terbaru.
COBIT memiliki 4 cakupan domain, yaitu :
1.      Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
2.      Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
3.      Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
4.      Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)
Maksud utama COBIT ialah menyediakan kebijakan yang jelas dan good practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola risiko-risiko yang berhubungan dengan IT. COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.

SEJARAH COBIT
COBIT pertama kali diterbitkan pada tahun 1996, kemudian edisi kedua dari COBIT diterbitkan pada tahun 1998. Pada tahun 2000 dirilis COBIT 3.0 dan COBIT 4.0 pada tahun 2005. Kemudian COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007 dan saat ini COBIT yang terakhir dirilis adalah COBIT 5.0 yang dirilis pada tahun 2012. COBIT merupakan kombinasi dari prinsip-prinsip yang telah ditanamkan yang dilengkapi dengan balance scorecard dan dapat digunakan sebagai acuan model (seperti COSO) dan disejajarkan dengan standar industri, seperti ITIL, CMM, BS779, ISO 9000.

KRITERIA INFORMASI BERDASARKAN COBIT
Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:
1.      Effectiveness (Efektivitas). Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
2.      Effeciency (Efisiensi). Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
3.      Confidentially (Kerahasiaan). Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
4.      Intergrity (Integritas). Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
5.      Availability (Ketersediaan). Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
6.      Compliance (Kepatuhan). Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.
7.      Reliability (Handal). Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.

Manfaat dan Pengguna COBIT
Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
1.      Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
2.      Manajemen
Untuk mengambil keputusan investasi TI.
Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
3.      Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
4.      Auditors
Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.

KERANGKA KERJA COBIT

Kerangka kerja COBIT terdiri dari tujuan pengendalian tingkat tinggi dan struktur klasifikasi secara keseluruhan, yang pada dasarnya terdiri tiga tingkat usaha pengaturan TI yang menyangkut manajemen sumber daya TI. Yaitu dari bawah, kegiatan tugas (Activities and Tasks) merupakan kegiatan yang dilakukan secara terpisah yang diperlukan untuk mencapai hasil yang dapat diukur. Dan selanjutnya kumpulan Activity dan Tasks dikelompokkan kedalam proses TI yang memiliki permasalahan pengelolaan TI yang sama akan dikelompokkan kedalam domain. Maka konsep kerangka kerja dapat dilihat dari tiga sudut pandang, meliputi : Information Criteria, IT Resources, IT Processes, seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Cube COBIT (ITGI : 2007)
Model proses COBIT terdapat empat domain yang didalamnya terdapat 34  proses dalam memberikan informasi kepada dunia usaha sesuai dengan bisnis dan kebutuhan tata kelola teknologi informasi. Sehingga domain tersebut dapat diidentifikasikan yang terdiri dari 34 proses, yaitu (ITGI, 2007)

Plan and organize (PO)
Yaitu mencakup masalah mengidentifikasikan cara terbaik TI untuk memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis organisasi. Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi organisasi. Domain PO terdiri dari 10 control objectives, meliputi :
1.      PO1 : Define a strategic IT plan
2.      PO2 : Define the information architecture
3.      PO3 : Determine technological direction
4.      PO4 : Define the IT processes, organization and relationships
5.      PO5 : Manage the IT investment
6.      PO6 : Communicate management aims and direction
7.      PO7 : Manage IT human resources
8.      PO8 : Manage quality human resource
9.      PO9 : Asses and manage IT risks
10.  PO10 : Manage projects

Acquire and Implement (AI)
Domain ini menitikberatkan pada proses pemilihan, pengadaan dan penerapan TI yang digunakan. Pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan, harus disertai solusi-solusi TI yang sesuai solusi TI tersebut diadakan, diimplementasikan dan diintegrasikan kedalam proses bisnis organisasi. Dimana domain AI terdiri dari 7 control objectives, meliputi :
1.      AI1 : Identify automated solutions
2.      AI2 : Acquire and maintain application software
3.      AI3 : Acquire and maintain technology infrastructure
4.      AI4 : Enable operation and use
5.      AI5 : Procure IT resources
6.      AI6 : Manage changes
7.      AI7 : Install and accredit solutions and changes

Deliver and Support (DS)
Domain ini menitikberatkan pada proses pelayanan TI dan dukungan teknisnya yang meliputi hal keamanan sistem, kesinambungan layanan,   pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pengelolaan data yang sedang berjalan. Dimana domain DS terdiri dari 13 control objectives, meliputi :
1.      DS1 : Define and manage service levels
2.      DS2 : Manage third-party services
3.      DS3 : Manage performance and capacity
4.      DS4 : Ensure continuous service
5.      DS5 : Ensure systems security
6.      DS6 : Identify and allocate costs
7.      DS7 : Educate and train users
8.      DS8 : Manage service desk and incidents
9.      DS9 : Manage the configuration
10.  DS10 : Manage problems
11.  DS11 : Manage data
12.  DS12 : Manage the physical environment
13.  DS13 : Manage operations

Monitor and Evaluate (ME)
Domain ini menitikberatkan pada proses pengawasan  pengelolaan TI pada organisasi seluruh kendali-kendali yang diterapkan setiap proses TI harus diawasi dan dinilai kelayakannya secara berkala. Domain ini fokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi, pemeriksaan internal dan eksternal. Dimana domain ME terdiri dari 4 control objectives, meliputi :


1.      ME1 : Monitor and evaluate IT performance
2.      ME2 : Monitor and evaluate internal control
3.      ME3 : Ensure regulatory compliance
4.      ME4 : Provide IT Governance
Maka dengan melakukan kontrol terhadap 34 control objectives tersebut, organisasi dapat memperoleh keyakinan akan kelayakan tata kelola dan kontrol yang diperlukan untuk lingkungan TI. Karena COBIT dirancang beriorientasi bisnis agar bisa digunakan banyak pihak, tetapi lebih penting lagi adalah sebagai panduan yang komprehensif bagi manajemen dan pemilik bisnis proses. Kebutuhan bisnis akan tercermin dari adanya kebutuhan informasi. Dan informasi itu sendiri perlu memenuhi kriteria kontrol tertentu, untuk mencapai tujuan bisnis.

Contoh Studi Kasus : Implementasi Cobit Pada Audit Sistem Informasi Perawatan Pesawat Terbang.

Sistem Informasi merupakan asset bagi suatu perusahaan yang bila diterapkan dengan baik akanmemberikan kelebihan untuk berkompetensi sekaligus meningkatkan kemungkinan bagi kesuksesan suatu usaha. Dalam mengimplementasikan sistem informasi tersebut harus adanya suatu tolok ukur untuk mencegahterjadinya hal-hal di luar rencana organisasi, dan pengoperasian sistem informasi yang dilakukan secara efektif dan efisien. Tujuan pengukuran terhadap sistem informasi tersebut adalah untuk meyakinkan manajemen bahwaapakah kinerja sistem informasi yang ada pada organisasi nya sesuai dengan perencanaan dan tujuan usaha yang dimilikinya. 
Audit SI merupakan wujud dari pengukuran tersebut. COBIT merupakan salah satu metodology yangmemberikan kerangka dasar dalam menciptakan sebuah Teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhanorganisasi dengan tetap memperhatikan faktor–faktor lain yang berpengaruh. Sebagai model untuk organisasisistem informasi, maka COBIT memuat kendali yang sifatnya generik.
Usulan Model Audit yang dibuat dapat digunakan khusus untuk menilai proses penyampaian dukungan pelayanan informasi di dalam industri pesawat terbang. Penilaian tersebut dilakukan melalui kendali danindikator kinerja yang merupakan hasil ekstraksi dari COBIT. Berdasarkan model tersebut, sebuah kuesioner akan dibentuk untuk mengidentifikasi tingkat maturity Sistem Informasi Perawatan Pesawat Terbang

 Sumber :

Sabtu, 28 Oktober 2017

Audit Command Language (ACL)

Pengertian Audit Command Language (ACL)
ACL adalah sebuah software yang dirancang secara khusus untuk menganalisa data dan menghasilkan laporan audit baik untuk pengguna biasa (common/nontechnical users)  maupun pengguna ahli (expert users).

Pengembang Audit Command Language (ACL)
ACL dikembangkan sejak tahun 1970-an oleh Prof. Hart J. Will dari Canada dan kemudian dikelola oleh ACL Services Ltd, Vancouver, Canada, dan merupakan pemimpin pasar dalam teknologi pengambilan data, analisis data, serta pelaporan (hasil survey tahunan The Institute of Internal Auditors, USA, 2005).

Cara menggunakan Audit Command language (ACL) dan yang ditekankan didalam Audit Command language (ACL)
Tampilan saat pertama kali membuka software ACL.

Muncul perintah Edit ACL Preferences. Isi Start of Century : 40, lalu klik ok
Setelah itu, klik File, pilih New Document. Buat nama document baru dengan nama tertentu (mis: nama_kls) setelah itu akan muncul tampilan seperti berikut:
- Input File dengan cara klik new sesuai dengan file yang akan dikerjakan
kemudian akan muncul tampilan seperti ini. Klik Next.

Selanjutnya, pastikan titik pilihan
terletak pada Disk. Kemudian pilih Next lagi
Pada tampilan di atas pilih file yang ingin diambil kemudian pilih open (disini file yang digunakan adalah file Audit_Pemasaran.DBF) Setelah itu akan muncul tampilan seperti ini, pastikan pilihan terdapat pada PCs. Next
Pada tampilan ini pastikan pilihan terdapat pada dBASE compatible file. Kemudian Next lagi dan Finish.
Klik tombol OK.
Setelah itu akan diperoleh tampilan yang masih berantakan. Untuk merapihkannya pertama-tama klik Window – Open Command Log. Kemudian klik Window lagi – Arrange All. Maka tampilan akan berubah seperti ini :
Yang ditekankan di dalam ACL yaitu:
software ACL adalah salah satu dari Computer Assited Audit Techniques (CAATS)/ Teknik audit berbantuan komputer. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) juga ditekankan perlunya pemahaman auditor dalam pemeriksaan sebuah sistem akuntansi berbasis komputer. Teknik ini dikenal dengan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit Techniques (CAATs). TABK/CAAT merupakan perangkat dan teknik yang digunakan untuk menguji (baik secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu aplikasi komputer yang digunakan untuk mengolah data.
Penggunaan TABK atau CAATs akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas auditor dalam melaksanakan audit dengan memanfaatkan segala kemampuan yang dimiliki oleh komputer. Untuk itu mengkombinasikan pemahaman mengenai pentingnya keahlian audit dengan pengetahuan sistem informasi berbasis komputer akan menghasilkan peningkatan yang sangat signifikan dalam proses audit sistem informasi. Persiapan auditor sistem informasi untuk memiliki keahlian tersebut harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk dapat melakukan tugas sebuah audit sistem informasi.


Bagaimana manipulasi data menggunakan Audit Command language (ACL)?

Extract Data
Untuk melakukan manipulasi data pada ACL menu yang akan dipilih adalah Menu Data seperti pada tampilan di bawah ini:
·         Data dari tabel AR atau piutang yang terdiri dari piutang-piutang dengan berbagai macam tipe transaksi, Anda diminta untuk menyajikan data dengan tipe transaksi hanya yang IN saja.
·         Buka taber AR
·         Klik data > Extract Data.
Maka akan muncul dialog box Extract.
·         Klik radio button Record dan klik If.
·         Maka akan muncul dialog box untuk memasukkan expression.
Masukkan formula TYPE = ‘IN’ pada tempat yang telah disediakan.
·         Klik Verify untuk melihat apakah formula tersebut valid atau tidak. Jika sudah, klik Ok. Dan akan kembali ke dialog box awal (seperti gambar di bawah). Isilah isian To dengan nama file output hasil extract, misal beri nama Ar_IN.fil
·         Maka hasilnya akan muncul tabel baru (Ar_IN) yang menunjukkan tipe transaksi IN saja.

Sumber :

Jumat, 29 September 2017

Audit Teknologi Sistem Informasi

Audit Teknologi Sistem Informasi

Apa itu Audit Teknologi Sistem Informasi / Audit IT ?
Secara umum Audit IT adalah suatu proses kontrol pengujian terhadap infrastruktur teknologi informasi dimana berhubungan dengan masalah audit finansial dan audit internal. Audit IT lebih dikenal dengan istilah EDP Auditing (Electronic Data Processing), biasanya digunakan untuk menguraikan dua jenis aktifitas yang berkaitan dengan komputer. Salah satu penggunaan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan proses penelahan dan evaluasi pengendalian-pengendalian internal dalam EDP. Jenis aktivitas ini disebut sebagai auditing melalui komputer. Penggunaan istilah lainnya adalah untuk menjelaskan pemanfaatan komputer oleh auditor untuk melaksanakan beberapa pekerjaan audit yang tidak dapat dilakukan secara manual. Jenis aktivitas ini disebut audit dengan komputer.
Audit IT sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science. Audit IT bertujuan untuk meninjau dan mengevaluasi faktor-faktor ketersediaan (availability), kerahasiaan (confidentiality), dan keutuhan (integrity) dari sistem informasi organisasi.

Ruang Lingkup Audit IT
Ruang lingkup Audit Sistem Informasi (SI) sebagai audit operasional terhadap fungsi sistem informasi (IT governance), audit objective-nya adalah melakukan assessment terhadap efektifitas, efisiensi, dan ekonomis tidaknya pengelolaan sistem informasi suatu organisasi.
Audit SI dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen puncak agar manajemen mempunyai “a clear assessment” terhadap sistem informasi yang diimplementasikan pada organisasi tersebut. Misalnya, bahwa application software yang ada telah dianalisis dan didesain dengan baik, telah diimplementasikan dengan security features yang memadai.
Perlu dipahami bahwa audit SI tidak harus selalu merupakan penugasan lengkap mencakup seluruh aspek. Penugasan audit SI mungkin mencakup semua, tetapi bisa dengan beberapa variasi, atau beberapa aspek saja: suatu audit mungkin hanya menitikberatkan fokus pada satu aspek saja, atau beberapa aspek yang penting sesuai kebutuhan organisasi tersebut.

Bidang Pekerjaan Audit IT
·         System Audit
Audit terhadap sistem terdokumentasi untuk memastikan sudah memenuhi standar nasional atau internasional
·         Compliance Audit
Untuk menguji efektifitas implementasi dari kebijakan, prosedur, kontrol dan unsur hukum yang lain
·         Product / Service Audit
Untuk menguji suatu produk atau layanan telah sesuai seperti spesifikasi yang telah ditentukan dan cocok digunakan

Menjadi Auditor banyak yang bekerja di perusahaan firma akuntansi berskala global, seperti PricewaterhouseCoopers (PwC), Ernst & Young (EY), dan KPMG. Selain sebagai auditor IS eksternal, banyak juga lulusan peminatan IS Audit yang bekerja sebagai auditor IS internal yang tersebar di perusahaan perusahaan besar nasional, terutama perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, manufaktur, serta minyak dan gas.




Tools Audit IT
1.      ACL (Audit Command Language): software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) yang sudah sangat populer untuk melakukan analisa terhadap data dari berbagai macam sumber.


2.      Powertech Compliance Assessment Powertech:  automated audit tool yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark user access to data, public authority to libraries, user security, system security, system auditing dan administrator rights (special authority) sebuah serverAS/400.


3.      Nipper : audit automation software yang dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark konfigurasi sebuah router.


Sumber :